A man loves his sweetheart the most, his wife the best, but his mother the longest Obat Susunan Saraf Pusat. Iqbal Majid .

Kamis, 23 Desember 2010

OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT PART I


Obat adalah suatu bahan yang berbentuk padat atau cair atau gas yang menyebabkan pengaruh terjadinya perubahan fisik dan atau psykologik pada tubuh. Obat Susunan Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku, hal ini disebut obat psykoaktif. Ada obat yang merangsang system saraf pusat dan ada juga obat yang menekan system saraf pusat.

1. Obat Perangsang Susunan Saraf Pusat
Banyak obat-obat yang merangsang susunan saraf pusat (SSP), tetapi yang pemakaiannya disetujui secara medis terbatas hanya pada pengobatan narkolepsi, gangguan penurunan perhatian (GPP) pada anak-anak, obesitas, dan pemulihan distress pernafasan. Kelompok utama dari perangsang SSP adalah amfetamin dan kafein yang merangsang korteks serebri dari otak, analeptik dan kafein yang bekerja pada batang otak dan medulla umtuk merangsang pernafasan, dan obat-obat yang menimbulkan anoreksia yang bekerja pada tingkat tertentu pada korteks serebri dan hipotalamus untuk menekan nafsu makan. Amfetamin dan obat-obat yang menimbulkan anoreksia yang berkaitan telah banyak yang disalahgunakan.


Amfetamin merangsang pelepasan neurotransmitter, norepinefrin dan dopamine, dari otak dan system saraf simpatis (terminal saraf tepi). Amfetamin menyebabkan euphoria dan kesiagaan; tetapi, juga mengakibatkan tidak dapat tidur, gelisah tremor, dan iritabilitas. Masalah-masalah kardiovaskular, seperti meningkatnya denyut jantung, palpitasi, aritmia jantung, dan meningkatnya tekanan darah, dapat timbul pada pemakaian yang terus menerus dari amfetamin. Efek samping dan reaksi yang merugikan dari amfetamin yaitu dapat menimbulkan efek-efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskular, gastrointestinal, dan endokrin. Efek samping dan reaksi yang merugikannya adalah gelisah, insomnia, takikardia, hipertensi, palpitasi jantung, mulut terasa kering, anoreksia, berat badan turun, diare atau konstipasi, dan impoten.
Obat-obat seperti amfetamin antara lain
Narkolapsi ditandai dengan jatuh tertidur sewaktu dalam keadaan terjaga (contoh, sewaktu mengemudi mobil atau sedang berbicara dengan orang lain)
Gangguan penurunan perhatian (GPP) adalah ketidakmampuan untuk belajar dan berinteraksi sodial akibat hiperaktivitas (aktivitas yang berlebihan dan tidak bertujuan) dan penurunan dalam rentang perhatian.
Farmakokinetik
Metilfenidat dan pemelin diabsorbsi dengan baik melalui mukosa gastrointestinal. Meskipun pemolin mempunyai waktu paruh yang lebih panjang daripada metilfenidat, obat-obat ini biasanya diberikan kepada anak-anak sekali sehari sebelum sarapan pagi. Tetapi meialfenidat dapat diberikan dua kali sehari, sebelum sarapan dan makan siang.
Farmakodinamik
Metilfenidat dan pemolin membantu memperbaiki GPP dengan mengurangi hiperaktivitas dan memperbaiki lamanya perhatian. Obat-obat seperti amfetamin ini dianggap lebih efektif daripada amfetamin adalam mengobati GPP. Obesitas telah diobati dengan amfetamin yang diresepkan. Amfetamin juga pernah dianjurkan sebagai obat-obat yang menimbulkan anoreksia (penekan napsu makan) untuk pemakaian jangka pendek.

OBAT-OBAT YANG MENIMBULKAN ANOREKSIA
Amfetamin tidak direkomendasikan sebagai obat-obat yang menimbulkan anoreksia dalam pengobatan obesitas karena banyak reaksi yang merugikan dan efek sampingnya, toleransi terhadap obat, dan ketergantungan psikologis terhadap amfetamin. Bagi mereka yang memakai obat-obat anoreksia harus berada dalam pengawasan dokter. Efek samping dan reaksi yang merugikan yaitu anak-anak di bawah usia 12 tahun tidak boleh memakai obat-obat yang menimbulkan anoreksia, dan tidak boleh melakukan pengobatan diri sendiri dengan memakai obat-obat yang menimbulkan anoreksia. Pemakaian jangka panjang dari obat-obat ini seringkali menimbulkan efek samping yang berat seperti gugup, gelisah, iritabilitas, insomnia, palpitasi jantung, dan hipertensi.

ANALEPTIK
Analeptik yang merupakan perangsang SSP, terutama mempengaruhi batang otak dan medulla spinalis, tetapi juga mempengaruhi korteks serebri. Penggunaan utama dari analeptik adalah untuk merangsang pernafasan. Salah satu kelompok dari analeptik adalah santin (metilsantin), dinama obat utamanya adalah kafein dan teofilin. Bayi baru lahir dengan distress pernafasan dapat diberikan kafein untuk meningkatkan pernafasan. Teofilin terutama dipakai untuk merelaksasi bronkiolus, tetapi pernah juga digunakan untuk meningkatkan pernafasan pada bayi baru lahir. Efek samping dan reaksi yang merugikan yaitu, kafein mirip dengan obat-obat anoreksia: gugup, gelisah, tremor, kedutan, palpitasi, dan insomnia. Efek samping lainnya adalah dieresis (bertambahnya buang air kecil), iritasi gastrointestinal, dan kadang-kadang tinnitus (berdenging pada telinga). Kafein dosis tinggi pada kopi, coklat, dan obat pelega gejala-gejala flu dapat menimbulkan ketergantungan psikologis.

Untuk artikel lebih lanjut klik disini

(referensi :

Farmakologi

Oleh Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes)


Need to translate this page?

Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch
presented by iqbalprikitiuw.blogspot.com